KAMPUNG TEMATIK PASAR PRING KELURAHAN BAGO

KAMPUNG TEMATIK PASAR PRING KEL. BAGO

Dalam sejarahnya Pasar Pring sendiri adalah benarbenar pasar yang menjual berbagi produk berbahan dasar pring atau bambu. Selain olahan bamboo disana juga dijual bamboo dalam bentuk lonjoran maupun glugu atau kayu dari batang pohon kelapa yang digunakan untuk bahan bangunan atau bahan kerajinan tangan. Produk berbahan bambu yang dijual di Pasar Pring diantaranya sesek atau lembar penyekat pengganti dinding, kandang ayam dan kurungan ayam, cikrak atau alat pengumpul sampah, tempat sampah dan bambu potong bilah sebagai bahan untuk pembuat pagar.

Pasar Pring berdiri di bekas rel kereta api yang sudah tidak dioperasikan lagi yang sudah ada sejak jaman Belanda. Praktis wilayah ini adalah lahan milik PT. KAI yang keberadaanya dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar khususnya warga Kelurahan Bago untuk aktifitas perekonomian dan pengembangan kesenian jaranan dan campursari yang sangat diminati oleh warga sekitar.

Sejak kurang lebih 5 tahun terakhir keberadaan Pasar Pring berkembang menjadi sentra kuliner di Kelurahan Bago. Sejak jam 5 pagi sudah ada soto, nasi pecel, sompil atau lontong sayur beranjak siang makin beraneka ragam kuliner yang ditawarkan mulai bakso, rujak dan ayam goreng, jika sore hingga malam hari bertambah lagi menu yang ditawarkan diantaranya nasi goreng dan tahu thek meski bukan menu asli Tulungagung tapi banyak diminati warga Tulungagung. Tak ketinggalan keberadaan warung kopi atau warkop juga mewarnai sepanjang jalan yang membujur dari utara ke selatan. Warkop sendiri keberadaanya sudah semacam trademark bagi kota Tulungagung.

Sejak pagi sekali sudah banyak masyarakat yang berkunjung bukan saja warga Bago dan sekitarnya, tapi datang berbagai penjuru kota Tulungagung. Rata-rata mereka adalah penggowes atau mereka yang akan berangkat bekerja dan belum sempat sarapan di rumah. Menu soto kerap kali jadi pilihan karena rasa yang menjamin lidah bergoyang, bersih serta harga yang sangat terjangkau kantong semua kalangan.

Di tengah pandemic covid 19 yang terjadi hampir disepanjang tahun 2020 ini, Pasar Pring sebagai sentra kuliner dan pusat pengembangan kesenian jaranan dan campursari masih mampu bertahan dan mampu menggeliatkan perekonomian sebagian warga Bago yang terlibat di dalamnya. Semua tentunya dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan.

Untuk menjamin kelangsungan eksistensi Pasar Pring pemerintah Kabupaten Tulungagung melalui jajarannya yang berada di Kantor Kelurahan Bago terus menerus memberi pembinaan berupa himbauan untuk selalu menjaga kebersihan dan meningkatkan kualitas pelayanan serta mengedukasi agar makanan yang dijajakan memenuhi standart kesehatan, kebersihan serta rasa yang memenuhi selera pelanggan. Serta tetap terjaga kebersihan dan keasrian lingkungan Pasar Pring.

Tim Kecamatan Tulungagung Berkunjung ke kampung Klanceng

Hingga saat ini Sentra Kuliner dan Pengembangan Budaya Pasar Pring telah mampu melibatkan masyarakat sekitar serta mampu menjadi penyangga ekonomi para pelakunya meski di tengah pandemi covid 19.

Tinggalkan Komentar